Protes Indonesia Menunjukkan Pola Lama

By Maftuhah 07 Jan 2021, 14:14:37 WIB Politik
Protes Indonesia Menunjukkan Pola Lama

Keterangan Gambar : Ilustrasi Protes (Dok. Istimewa)


Kabarbawah.com - Beberapa minggu lalu telah terjadi gelombang protes besar di seluruh Indonesia terhadap apa yang disebut omnibus law. Undang-undang besar yang mengubah 79 undang-undang yang ada dan disebut-sebut oleh pemerintah sebagai pelonggaran investasi dan memfasilitasi penciptaan lapangan kerja.

Tetapi yang menurut para kritikus mencabut hak dari pekerja dan memudahkan perusahaan untuk melanggar standar lingkungan. Pengesahan undang-undang tersebut memicu Protes Indonesia mengakibatkan bentrokan dengan kekerasan. Menurut Lembaga Bantuan Hukum, polisi menggunakan kekerasan terhadap demonstran di setidaknya 18 provinsi.

Polisi melaporkan bahwa mereka telah menangkap lebih dari 1.000 orang di Jakarta dan wilayah sekitarnya saja. Di samping kelompok buruh dan berbagai koalisi aktivis lainnya, kekuatan utama dalam protes adalah pelajar. Gelombang protes ini muncul sekitar satu tahun setelah keresahan yang serupa terjadi ketika mahasiswa dan lainnya memprotes upaya untuk mengubah atau memperkenalkan berbagai undang-undang.

Sebagian besar perubahannya kemudian dimasukkan ke dalam omnibus law dan menentang pemberantasan Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia. Dua rangkaian protes ini adalah tanda-tanda penting perlawanan terhadap penurunan gerak lambat demokrasi Indonesia yang telah dipercepat selama masa kepresidenan.

Keunggulan siswa dalam kedua gelombang protes itu patut diperhatikan, dan patut mendapat perhatian dengan sendirinya. Kembalinya protes mahasiswa dalam skala seperti itu menandai kembalinya dramatis tradisi politik penting Indonesia. Selama hampir dua dekade terakhir, mahasiswa bukanlah kekuatan politik yang sangat penting, setidaknya tidak dalam hak mereka sendiri.

Yang pasti, mahasiswa dari waktu ke waktu melakukan mobilisasi dalam jumlah besar seperti saat unjuk rasa menentang pencabutan subsidi BBM di bawah kepemimpinan mantan presiden. Tapi protes ini tidak banyak mempengaruhi agenda politik nasional. Siswa sampai saat ini sebagian besar gagal untuk bertindak secara kohesif sebagai siswa.

Apakah Protes Indonesia Menunjukkan Pola Lama?

 

Sebaliknya, mahasiswa cenderung mengejar kepentingan dan afiliasi yang beragam, bergabung atau mendukung berbagai partai politik, gerakan sosial, dan kelompok aktivis yang mengisi lanskap politik demokrasi Indonesia. Ide tentang gerakan siswa yang kohesif dan khas tampaknya perlahan-lahan memudar.

Mengapa siswa?

Alasan nyata lain kembalinya mobilisasi mahasiswa adalah kisah aktivisme mahasiswa Indonesia memberikan narasi yang menarik dan sumber inspirasi bagi generasi sekarang. Berbeda dengan kebanyakan negara, mahasiswa di Indonesia disosialisasikan ke dalam dunia politik di mana mereka tahu bahwa nenek moyang mereka telah berulang kali berperan penting dalam membentuk jalannya acara nasional.

Lebih khusus lagi, pelajar saat ini dibesarkan di Indonesia di mana demokrasi itu sendiri merupakan warisan nyata dari protes Reformasi yang dipelopori oleh pelajar. Salah satu slogan yang menggembirakan dari protes tahun lalu dan sekarang adalah Reformasi dikorupsi. Reformasi yang korup menunjukkan bahwa pencapaian bersejarah reformasi Indonesia dan pelajar Indonesia sekarang sedang diperdagangkan oleh elit pemerintahan yang egois dan korup.

Dilihat dari perspektif yang lebih luas, protes mahasiswa sering kali merupakan ciri dari kebijakan di mana persaingan politik sipil dilembagakan dengan buruk. Di mana berbagai partai politik dan gerakan sosial bersaing di ruang publik, mahasiswa cenderung berpisah dan berafiliasi dengan kelompok mana pun yang mengekspresikan minat masing-masing.

Akibatnya, gerakan mahasiswa yang kohesif cenderung memudar ketika demokrasi terkonsolidasi dan politik sipil menjadi mengakar. Kembalinya protes mahasiswa dengan sendirinya dapat dilihat sebagai satu lagi tanda bahwa demokrasi Indonesia semakin kacau. Itu saja mengenai Protes Indonesia menunjukkan pola lama.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 3 Komentar untuk Berita Ini

+ Indexs Berita

Berita Terbaru

Berita Utama

Berita Populer

Berita Pilihan

View all comments

Write a comment