
Keterangan Gambar : Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, Senin (4/1/2021). (Foto: Pradito Rida Pertana)
Kabarbawah.com, Yogyakarta -
Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) menyebut pembelajaran atau sekolah tatap muka paling
cepat dimulai bulan Februari 2021. Nantinya, perguruan tinggi yang pertama kali
menerapkan pembelajaran tatap muka.
"Jadi Surat Edaran Gubernur (DIY) itu berbunyi pembelajaran tatap
muka dimulai Februari tetapi dimulai dengan mahasiswa dulu," kata Sekda
DIY Kadarmanta Baskara Aji saat ditemui di Kompleks Kantor Gubernur DIY,
Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Senin (4/1/2021).
"Keputusan di perguruan tinggi mana yang akan melaksanakan kuliah
tatap muka, silakan ditentukan oleh pimpinan perguruan tinggi sesuai kondisi di
masing-masing," lanjutnya.
Hal itu mengacu Surat Edaran (SE) No.12/SE/XII/2020 tentang Kebijakan
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Daerah Istimewa Yogyakarta. SE tertanggal
28 Desember itu ditandatangani oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono
(HB) X.
"Saya lihat di beberapa edaran dari perguruan tinggi itu memberi
kesempatan tatap muka tapi masih dalam bentuk praktik, belum ke materi
pelajaran teori. Kalau di atasnya belum, surat edaran itu mengatakan ya yang di
bawahnya belum," ucapnya.
"Jadi secepat-cepatnya 1 Februari. Tapi melihat situasi yang
seperti ini kita belum rekomendasikan anak-anak (murid) untuk masuk,"
lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)
DIY, Didik Wardaya, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menerapkan
pembelajaran secara daring. Soal pembelajaran tatap muka pihaknya akan
melakukan evaluasi terlebih dahulu.
"Kita masih pakai pembelajaran jarak jauh, tapi paling cepat
pembelajaran tatap muka dilakukan pada Februari awal. Tapi lihat hasil evaluasi
tatap muka yang dilakukan mahasiswa," ujarnya.
Namun pihaknya belum mendata berapa perguruan tinggi yang akan
melakukan pembelajaran tatap muka. Dia mencontohkan di salah satu perguruan
tinggi swasta, tatap muka hanya untuk pembelajaran praktik.
"Hasilnya sudah kita lakukan simulasi di sekolah-sekolah,
SMA/SMK," katanya.
Nantinya di pekan ketiga saat digelar pembelajaran tatap muka, pihaknya
akan melihat apakah ada mahasiswa atau penambahan klaster virus Corona
(COVID-19) atau tidak. Jika tidak ada kasus atau klaster baru, maka
pembelajaran tatap muka bisa dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
rendah.
"Untuk SMA kita lakukan verifikasi minggu-minggu ini kita lakukan
verifikasi lalu kita pilih untuk simulasi libatkan Gugus Tugas, (Dinas)
Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak," imbuhnya.