
Kabarbawah.com - Mariyuana atau
kanabis adalah jenis psikotropika yang dibuat dari tanaman yang
mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol yang membuat
pemakainya mengalami efek tertentu. Di Indonesia sendiri, penggunaan zat ini
masih menimbulkan perdebatan terkait legal tidaknya mengkonsumsi mariyuana.
Namun tahukah kalian, kalau atlet esports diperbolehkan menggunakan zat
ini dengan syarat tertentu? Kita harus mengetahui dulu kalau esports adalah
sebuah karir menjanjikan di zaman millenial. Namun, bukan berarti esports tak
punya tantangannya.
Baca Lainnya :

Esports di dominasi oleh anak-anak muda yang harus bekerja ekstra lama
dalam berlatih juga mengikuti beragai kompetisi. Tuntutan menjadi juara dan
harus terpisah dengan orang-orang terdekat kadang berat untuk dijalani oleh
para pemain esports.
Oleh karenanya, stres, rasa frustasi, kelelahan mental sudah jadi
penyakit lumrah untuk para bintang video game. Minimnya bimbingan atau panduan
untuk para atlet ini menangani stres mereka akhirnya bermuara pada penggunaan
mariyuana atau ganja.
Memang, ada efek samping yang dikenal masyarakat cukup buruk seperti
halusinasi, tekanan darah rendah sampai detak jantung yang meningkat.

APA KEGUNAAN
MARIYUANA DALAM ESPORTS?
Pada tahun 2015, Electronic Sports League melarang penggunaan zat
psikotropika seperti ganja atau mariyuana dan zat serupa lainnya. Ini sesuai
dengan aturan dari World Anti-Doping Agency (WADA) yang diikuti oleh ESL. ESL
percaya penggunaan zat seperti itu merupakan doping yang menimbulkan keuntungan
tak adil bagi pemain dalam berjalannya suatu turnamen.
Namun, di tahun 2019, WADA meng-amandemen aturan mereka dan
memperbolehkan produk kanabis dikonsumsi dalam ajang olahraga atau turnamen.
ESL sendiri akhirnya memberi kebebasan untuk gamer apakah mereka mau
menggunakan psikotropika atau tidak. Yang pasti aktivitas tersebut tidak
dilakukan saat mengikuti turnamen.
Satu hal utama ketika gamer memutuskan menggunakan psikotropika berupa
ganja, mariyuana dalam bentuk obat-obatan atau apapun, mereka harus memastikan
tidak memiliki kandungan THC atau tetrahydrocannabinol.
Kedua kandungan ini ternyata punya dampak berbeda
ketika digunakan. Kanabis atau CBD ampuh untuk meningkatkan fokus dan
konsentrasi, cenderung aman, tidak menimbulkan ketagihan, mabuk atau
memperlambat reflek tubuh. Sementara THC diketahui menimbulkan efek euforia berlebihan.
JADI, BOLEH NGGA
NIH?
Beberapa pemain esports sempat dikabarkan menggunakan doping untuk
membantu permainan mereka. Seperti tim OG yang sempat dituding memakai
obat-obatan ketika menjalani turnamen The International tahun 2018.
Namun, untuk gamer di Indonesia, demi menghindari citra tak baik yang
bisa jadi mengakhiri karirnya. Sebaiknya hindari penggunaan ganja ketika sedang
produktif. Menjaga gaya hidup dan manajemen waktu bisa menjaga rentang karirmu
lebih lama ketimbang mengandalkan bantuan obat-obatan psikotropika meskipun
secara medis dilegalkan.